Abstract


Pendidikan inklusif berbasis kearifan lokal penting untuk memperluas akses pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terutama di daerah seperti Nagari Sulit Air, Kabupaten Solok. Tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan guru, fasilitas, dan pemanfaatan budaya lokal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan pendidikan inklusif berbasis nilai budaya Minangkabau. Metode yang digunakan berupa sosialisasi, pelatihan, simulasi pembelajaran, dan pendampingan. Evaluasi dilakukan dengan desain one group pretest-posttest terhadap 30 guru dari 15 Sekolah Dasar. Hasil menunjukkan rata-rata skor pretest 60,5 meningkat menjadi 97,5 pada posttest. Uji paired sample t-test membuktikan perbedaan signifikan (t(30) = 3,38; p = 0,002). Temuan ini menegaskan bahwa program berhasil meningkatkan kompetensi guru sekaligus mendorong lahirnya rancangan pembelajaran berbasis budaya lokal. Model ini berpotensi menjadi praktik baik dalam pengembangan pendidikan inklusif di Kabupaten Solok.


Keywords


pendidikan inklusif, anak berkebutuhan khusus, kearifan lokal, sekolah dasar,