Abstract


Anak Punk  di Pekanbaru muncul  dari  beberapa  kelas  sosial  di masyarakat. mulai kelas bawah sampai yang hanya sebagai gaya, anak punk  yang berada di Pekanbaruanak-anak jalanan yang hidup dipinggir jalan,  tidur  di  trotoar,  nongkrong  di  pom  bensin. Kerjaan sehari-hari mereka biasanya mengamen, jualan koran, atau aktivitas lain yang bisa menghasilkan uang recehan disetiap  persimpangan  traffic light biasanya  mereka  terlihat di depan Mall SKA Pekanbaru Riau. Mereka (anak punk-red) yang di kelas sosial ini adalah orang yang  sangat  miskin  hidupnya. Peserta kegiatan program pendampingan terdiri atas 10 orang anak punk yang mengikuti 3 bentuk kegiatan. Peserta dikumpulkan melalui kerjasama antara kepolisian dengan tim pengabdian di sektor tempat kegiatan dilakukan yakni di tanah masyarakat di daerah Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki. Dari hasil kegiatan pendampingan kepada anak punk dapat diantaranya Tim pengabdian memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pembuatan kompos dan manfaat kompos bagi tanaman. Tim juga memperkenalkan juga komoditas tanaman yang di pilih ialah sawi, bayam dan jagung yang menjadi dasar pemilihan ini dikarenakan kemudahan dalam menanam dan cepat dalam hasil produksi panen sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran dan praktek, serta memberikan pelatihan pembuatan pupuk kompos kepada komunitas anak punk. Berikutnya Tim pengabdian dan pemberdayaan mengambil sampel kripik bayam dari hasil tanam yang akan menjadi nilai ekonomis yang lebih tinggi dari bahan mentah bayam yang bisa layu. hasil pelatihan literasi media dalam hal ini pembuatan blog, anak punk memiliki kesulitan yakni sebagian anak punk tidak memiliki e-mail dan kesulitan dalam mengoperasikan media komputer, namun ada juga yang mampu mengikuti karena sudah mampu mengoperasikan komputer namun belum maksimal karena hasil akhir belum tercapai.


Keywords


Komunitas Anak Punk, Memanusiakan Manusia, Pendampingan dan Pemberdayaan,